Perilaku Masyarakat Tentang Leptospirosis

Penyakit leptospirosis seringkali diabaikan, tetapi terus menjangkit manusia di berbagai belahan dunia yang mencapai 1.000.000 kasus dengan 60.000 kematian. Umumnya, negara-negara beriklim tropis lebih rentan seribu kali lipat mengalami kasus tersebut, ketimbang negara-negara beriklim subtropis. Leptospirosis disebabkan oleh air kencing hewan yang terkontaminasi bakteri Leptospira, kemudian dipengaruhi oleh sistem sanitasi air yang tidak sehat, akhirnya tersebar ke manusia. Mereka yang bekerja di lingkungan air, seperti nelayan dan petani juga sangat retan terjangkit penyakit leptospirosis. Penyakit ini akan muncul di lingkungan dengan genangan air, sampah yang menumpuk, kelembapan tinggi, dan sanitasi air tak terawat. Selain itu, lingkungan sosial budaya juga turut menyumbang leptospirosis bilamana pengetahuan, sikap, dan perilaku masyarakat sekitar masih minim terhadap pencegahan. Orang yang terinfeksi leptospirosis memiliki gejala demam ringan-tinggi, nyeri kepala, nyeri otot sekitar punggung/paha/betis, kencing berwarna kecokelatan, dan mual-muntah disertai diare. Buku ini menitikberatkan pada perilaku sehat yang harus dilakukan oleh semua orang agar mampu memelihara kesehatan. Perilaku ini terkait pencegahan penyakit, perawatan, kebersihan diri, hingga menjaga kebugaran tubuh. Sebelum mengarah dan bertindak perilaku sehat, maka harus diketahui niatnya. Dengan niat, akan membawa keyakinan perilaku sehat menjadi buah hasil yang diinginkan.