Hingga terbitnya Ensiklopedi Sunda, te¬rasa sekali kurangnya sumber tertulis me¬¬ngenai ma¬nusia dan kebudayaan Sun¬da. Tidak ba¬nyak buku atau tulisan yang berkenaan de¬ngan kebu¬dayaan Sun¬da. Di ka¬langan orang Sunda sendiri tidak ada tradisi me¬nu¬lis dan me¬¬nyusun do¬kumentasi, se¬hing¬ga ge¬nerasi bela¬kangan merasa “pa¬reumeun obor”, kehilangan pe¬tunjuk tentang hu¬bung¬an de¬ngan ne¬nek moyang dan sau¬dara-saudara sen¬¬diri. Buku ini menjadi semacam “Who’s Who” ten¬¬tang orang Sunda, database yang memuat bio¬data orang Sunda yang memperlihatkan prestasi menonjol dalam bidangnya.