“Sebagian dari hatiku gembira, namun sebagian lagi turut mengiringi kematian suamiku. Janin di dalam perutku ini, Arok! Bagaimanapun juga, bapak kandungnya telah mati…” Arok tertawa. “Dedes, masalah itu yang membuatmu sedih, hingga menghilang rona kecantikan luar biasa di wajahmu?” Arok memeluk tubuh Dedes dari arah belakang, berbisik mesra di dekat telinga Dedes. “Hilangkanlah kesedihanmu, Dedes. Akulah bapak anakmu itu!” Di masanya, Ken Arok adalah fenomena besar. Kecerdasan, keberanian, kecerdikan, serta keperkasaan, merupakan beberapa hal penting yang sangat menonjol pada diri Ken Arok. Dan atas itu juga, ia sebagai orang biasa justru berhasil duduk menjadi seorang raja besar. Perjuangan dan perjalanan Ken Arok menuju takhta kekuasaan, amat sarat dengan nuansa intrik, cinta, persekongkolan, dan pengkhianatan. Novel ini mengisahkan kembali tentang kontroversi perjalanan hidup Ken Arok, termasuk masa kejayaannya. Semuanya berangkat dari kitab Pararaton-Singasari. Sebagai kisah besar di masa lalu, riwayat hidup Ken Arok memang memikat untuk dibaca, dan mengesankan untuk dikenang. Banyak nasihat, pelajaran, serta kearifan yang dapat dipetik dari kisah seorang “ksatria” kontroversial tersebut.