Memoar yang Terabadikan

Memoar itu terabadikan dalam surat, merangkaikan kisah yang tak pernah tertulis dalam kitab suci atau prasasti mana pun. Ini adalah sebuah kisah cinta manusia yang teramat memilukan. Kisah yang terangkai dalam surat itu, telah mengabadikan kisah cinta antara Fathir dengan Alya, hubungan yang awalnya hanya sebatas senior dan junior di sebuah universitas. Dalam kisah ini dituturkan bahwa seseorang yang disebut orang ketiga adalah orang yang baik, tak seperti yang dipikirkan oleh orang pada umumnya. Kisah di mana hubungan kasih sayang antara Alya dan Fathir harus rela terpisah jarak dengan status LDR (Long Distance Relationship), karena Fathir harus melanjutkan studi ke luar negeri. Karena suatu hal yang tak dapat dijelaskan dengan singkat, Fathir menganggap bahwa cara terbaik untuk menghadapi hubungan jarak jauh adalah dengan memutus kontak. Dalam kisah ini juga digambarkan sebuah perjuangan sepasang manusia untuk saling bertahan dan percaya, meski tanpa komunikasi selama berbulan-bulan hingga tahun pun berganti. Lamanya waktu yang diarungi membuat Alya harus dihadapkan dengan dua keputusan berat: menunggu Fathir pulang atau berhenti berharap pada harapan yang tak pernah pasti.