Bina Komunikasi, Persepsi Bunyi dan Irama

Kemampuan berbicara dan berbahasa pada anak tunarungu dapat dilakukan dengan mengoptimalkan fungsi sisa pendengaran yang masih ada dengan memanfaatkan kemampuan untuk merasakan getaran, ini dapat dilakukan karena pada umumnya anak tunarungu tidak mengalami gangguan organ bicara, akan tetapi bicaranya kaku karena perkembangan bahasanya berhenti pada masa meraban, artinya organ bicara masih bisa dilatih dan dikembangkan untuk bisa digunakan dalam berbicara dan berkomunikasi. Kemampuan Komunikasi bagi tunarungu harus dikembangkan dari sejak dini, di sekolah atau di rumah harus memberikan kesempatan mengajak berinteraksi dengan melalui kegiatan yang natural dalam berbagai peristiwa kehidupan sehari hari dari pembicaraan yang sederhana sampai dengan yang lebih sulit. Komunikasi tidak dapat dipisahkan dengan dunia kehidupan, begitu juga di sekolah komunikasi tidak dapat dipisahkan pada mata pelajaran tertentu, namun akan secara eksolisat pada seluruh kegiatan intra kurikuler dan ekstra kurikuler. Pengembangan komunikasi bukan dilakukan hanya dalam mata pelajaran bahasa Indonesia, namun harus untuk seluruh mata pelajaran.