Di dalam sejarahnya, tumbuhan telah banyak berevolusi terhadap metabolit sekunder yang terlibat dalam pertahanan tumbuhan, yang dikenal sebagai senyawa antiherbivori dan dapat digolongkan menjadi tiga subkelompok, yaitu senyawa nitrogen yang terdiri dari alkaloid, glikosida sianogenat, glukosinolat, dan benzoxazinoid (terpenoidterpenoid), dan fenolat. Alkaloid berasal dari berbagai macam asam amino. Lebih dari 3000 senyawa dikenal sebagai alkaloid, di antaranya nikotin, kafein, morfin, kokain, kolkhisin, ergolina, strikhnina, dan kina. Alkaloid mengikat asam nukleat dan dapat menghambat sintesis protein dan memengaruhi mekanisme perbaikan DNA. Alkaloid bertindak berdasarkan keragaman sistem metabolisme serangga dan hewan lainnya, meski herbivor hampir semuanya merasakan rasa pahit. Glikosida sianogenat disimpan dalam bentuk-bentuk tidak aktif di vakuola tumbuhan. Benzoxazinoid adalah metabolit sekunder pertahanan, yang merupakan karakteristik untuk rumput (Poaceae), disimpan sebagai glukosida yang tidak aktif di vakuola tumbuhan. Terpenoid, yang dikenal sebagai isoprenoid, adalah bahan kimia organik yang mirip dengan terpenes, berasal dari lima karbon unit isoprena. Terdapat lebih dari 10.000 jenis terpenoid yang terkenal. Kebanyakan strukturnya adalah multisikli yang berbeda satu sama lain dalam kedua kelompok fungsional, dan dalam kerangka karbon dasar. Kemudian, monoterpenoid yang terdiri dari unit 2 unit isoprena adalah minyak esensial yang mudah menguap, yaitu sereh, limonene, menthol, camphor, dan pinen. Diterpenoid, 4 unit isoprena, didistribusi secara luas dalam lateks dan resin, dan bersifat sangat beracun. Diterpena membuat daun Rhododendron beracun. Steroid dan sterol tumbuhan dihasilkan dari prekursor terpenoid, termasuk vitamin D, glikosida (seperti digitalis), dan saponin (yang melisiskan sel-sel darah merah dari herbivora).