Banyak keunikan dari budaya sapi sonok yang hingga saat ini masih berlangsung, tetapi belum dikenal secara luas; mulai dari pemeliharaannya, teknologinya hingga nilai seni yang melekat. Sebuah kearifan lokal yang mendarah daging dalam bentuk sapi pajangan, kolom taccek, kontes sapi sonok, warung taccek dan manajeman produksi-pembibitan sapi. Budaya ini kental dengan nuansa kekeluargaan, kesederhanaan, keindahan, melanggengkan ketersediaan performan sapi madura unggul dan pengejawantahan perilaku peternak Madura yang sangat menyayangi sapi. Saat ini kebudayaan sapi sonok mulai memikat banyak orang, tetapi kondisi sebaliknya yang menggelayuti kesenian karapan sapi, pergelarannya masih tertatih-tatih, bahkan hampir terancam keberadaannya. Oleh karena itu, alangkah eloknya, pengembangan wisata budaya di tanah Madura menghadirkan paket wisata sapi kerap dan paket wisata sapi sonok beserta obyek lanjutannya yang bertujuan “agar orang dapat melihat dari dekat terkait kedua budaya ini”. Untuk itulah diperlukan ragam tontonan mulai dari adanya kampung karapan sapi, desa wisata budaya sapi sonok, festival karapan sapi, kontes sapi sonok, lomba pesona sapi kerap, atraksi musik tradisional dan tariannya.
Selain itu, buku ini juga membahas kejelian dan kreatifitas yang memadukan ragam budaya (sapi sonok, karapan sapi, thog-thog, taneyan lanjang, saronen, tung-tung), suguhan wisata alam (Gili labak, Gili Iyang, Pulau Mamburit, Sapudi, Pantai Lombang, Pantai Camplong, api tak kunjung padam, agrowisata), wisata religi (museum-kraton Sumenep, pasarean batu ampar), ragam kerajinan (batik, ukiran kayu, gerabah, dan pernak-pernik khas madura), dan ragam kuliner juga perlu diterapkan.