Kajian ini berusaha menelaah kebijakan penanggulangan bencana alam dan pemetaan kerentanan korban untuk mengurangi resiko bencana alam di Indonesia khususnya pasca gempa Padang 2009 dan tsunami Mentawai 2010. Telaah terhadap kajian ini semakin dirasakan penting dan strategis mengingat dua hal. Pertama, bencana alam menyebabkan kerusakan dan kerugian yang menelan anggaran yang sangat besar, yang oleh karena itu membutuhkan anggaran yang sangat besar pula untuk membangun kembali wilayah yang terkena bencana alam. Kerusakan dan kerugian yang diakibatkan oleh bencana alam menyebabkan proses pembangunan terganggu, terhenti, bahkan terjadi kemunduran, karena prioritas pemerintah pusat dan daerah adalah menormalkan situasi pasca bencana dan baru mulai membangun kembali wilayah tersebut.
Kedua, bencana alam baik hidrometeorologi dan geologi merupakan peristiwa yang tidak bisa dihindari. Tetapi keduanya baru menjadi masalah ketika manusia yang mengalaminya tidak siap merespon dan tidak sanggup mengatasi dampaknya. Respon terhadap bencana alam dan upaya untuk mengatasi dampaknya akan berulang setiap kali terjadi bencana alam, dengan tahapan yang serupa, dan jenis bencana alam yang berbeda. Oleh karena itu, perlu upaya agar respon terhadap bencana alam ini tidak selalu terjadi pengulangan yang sama, sehingga upaya pengurangan resiko bencana penting untuk dilakukan. Pengurangan resiko bencana ini dilakukan pada dua pihak, negara dan masyarakat. Keduanya merupakan korban bencana alam dan harus berusaha untuk pulih kembali, serta idealnya bisa melanjutkan pembangunan.
Unduh aplikasi Bintangpusnas Edu di playsore, app store.
Beli buku yang ingin anda baca di Bintangpusnas Edu.
Bintangpusnas Edu memungkinkan Anda membaca buku favorit saat bepergian.